TABUNG PEDULI (Celengan) PKPU
Mobile: Ade Lukmanul Hakim 085881122964, 021-96696305

SEDEKAH UNTUK SAHABAT
Anda ingin mendapatkan informasi TABUNG PEDULI PKPU. Silahkan kontak ADE LUKMANUL HAKIM di 021-87780015 ext.230 atau 085881122964, 021-96696305

SEDEKAH UNTUK SAHABAT
Ternyata Uang Sakuku: Masa depan mereka, senyum mereka, asa mereka, raih cita mereka. Mari bantu mereka dengan menyisihkan uang jajan anda atau anak anda. Hubungi ADE LUKMANUL HAKIM (085881122964) atau Telpon PKPU di 021-87780015 ext. 110 (Ade Lukmanul Hakim)

KLIK: PKPU


Prakiraan Cuaca
Kota-kota DuniaPrakiraan Cuaca Dunia (hari ini)   Tanggal 27 Januari 2010   Denpaser   Hujan   Suhu : 26 - 31 °C   Jakarta   Hujan   Suhu : 23 - 32 °C   Batam   Berawan   Suhu : 24 - 31 °C   Kualalumpur   Hujan   Suhu : 24 - 32 °C   Singapura   Hujan   Suhu : 24 - 32 °C   Manila   Berawan   Suhu : 22 - 31 °C   B. Sri Begawan   Hujan   Suhu : 24 - 32 °C   Bangkok   Hujan   Suhu : 23 - 32 °C   Hanoi   Hujan   Suhu : 16 - 18 °C   Pnom Penh   Cerah   Suhu : 22 - 32 °C   Rangoon   Berawan   Suhu : 22 - 33 °C   Tokyo   Berawan   Suhu : 4 - 9 °C   Beijing   Cerah   Suhu : -9 - 3 °C   New Delhi   Berkabut   Suhu : 8 - 22 °C   Seoul   Berawan   Suhu : -5 - -3 °C   Hongkong   Berawan   Suhu : 14 - 17 °C   Jeddah   Cerah   Suhu : 18 - 27 °C   Mekkah   Cerah   Suhu : 20 - 32 °C   Madinah   Cerah   Suhu : 11 - 23 °C   Kairo   Cerah   Suhu : 8 - 16 °C   Darwin   Hujan   Suhu : 27 - 32 °C   Perth   Berawan   Suhu : 19 - 33 °C   Sydney   Hujan   Suhu : 21 - 31 °C   Moscow : Bersalju   Suhu : -18 - -18 °C   Amsterdam   Hujan   Suhu : -2 - 2 °C   London   Berawan   Suhu : -1 - 4 °C   Frankfurt   Berawan   Suhu : -9 - -1 °C   Paris   Berawan   Suhu : -1 - 1 °C   Roma   Hujan   Suhu : 6 - 14 °C   Genewa   Berawan   Suhu : -2 - 2 °C   New York   Berawan   Suhu : 2 - 8 °C   Los Angeles   Hujan   Suhu : 11 - 16 °C   Menu UtamaKota-kota IndonesiaPrakiraan Cuaca Indonesia (hari ini)   Berlaku mulai 28 Januari 2010 pukul 07.00 WIB   Sampai dengan 29 Januari 2010 pukul 07.00 WIB   Banda Aceh   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 32 °C   Kelembaban : 64 - 96 %   Medan   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 32 °C   Kelembaban : 64 - 94 %   Pekanbaru   Berawan   Suhu : 24 - 33 °C   Kelembaban : 53 - 92 %   Batam   Berawan   Suhu : 25 - 31 °C   Kelembaban : 63 - 93 %   Padang   Berawan   Suhu : 24 - 33 °C   Kelembaban : 66 - 95 %   Jambi   Berawan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 63 - 94 %   Palembang   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 61 - 95 %   Pangkal Pinang   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 62 - 94 %   Bengkulu   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 31 °C   Kelembaban : 60 - 98 %   Bandar Lampung   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 32 °C   Kelembaban : 58 - 95 %   Pontianak   Hujan Sedang   Suhu : 23 - 33 °C   Kelembaban : 65 - 98 %   Samarinda   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 31 °C   Kelembaban : 67 - 95 %   Palangkaraya   Hujan Sedang   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 63 - 96 %   Banjarmasin   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 32 °C   Kelembaban : 60 - 96 %   Manado   Hujan Ringan   Suhu : 22 - 31 °C   Kelembaban : 69 - 95 %   Gorontalo   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 32 °C   Kelembaban : 62 - 95 %   Palu   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 33 °C   Kelembaban : 52 - 90 %   Kendari   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 66 - 96 %   Makasar   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 68 - 93 %   Majene   Berawan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 60 - 90 %   Ternate   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 30 °C   Kelembaban : 65 - 97 %   Ambon   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 32 °C   Kelembaban : 64 - 95 %   Jayapura   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 31 °C   Kelembaban : 68 - 98 %   Sorong   Berawan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 60 - 97 %   Biak   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 30 °C   Kelembaban : 73 - 95 %   Manokwari   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 30 °C   Kelembaban : 68 - 98 %   Merauke   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 31 °C   Kelembaban : 68 - 97 %   Kupang   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 68 - 97 %   Sumbawa Besar   Berawan   Suhu : 24 - 33 °C   Kelembaban : 69 - 96 %   Mataram   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 31 °C   Kelembaban : 67 - 94 %   Denpasar   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 31 °C   Kelembaban : 65 - 95 %   Jakarta   Hujan Sedang   Suhu : 23 - 31 °C   Kelembaban : 66 - 95 %   Serang   Hujan Sedang   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 65 - 94 %   Bandung   Hujan Ringan   Suhu : 20 - 29 °C   Kelembaban : 68 - 96 %   Semarang   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 31 °C   Kelembaban : 65 - 93 %   Yogyakarta   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 64 - 95 %   Surabaya   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 33 °C   Kelembaban : 63 - 95 %   Menu Utama

Rabu, 27 Januari 2010

Hadiah dari PKPU


Kemarin hari pertama Adek Bila masuk sekolah lagi setelah libur panjang semester pertama. Pulang sekolah, bundanya langsung di telpon ama si Adek, trus si adek dengan senangnya langsung cerita...

"Bunda, adek dapet hadiah dari Bunda di sekolah. Cuma Dek Bila yang dapet, temen2 nya gak dikasih..."(guru nya di KBIT dipanggil dengan sebutan Bunda semua). Ternyata selidik punya selidik, si Adek dapet hadiah dari PKPU karena tabungan infaknya paling gede diantara temennya yang lain. Alhamdulillah...

Semester lalu, sekolahnya adek ada kerjasama dengan PKPU menjalankan program tabungan infak, mengajari anak-anak untuk berbagi. Mungkin Si Adek gak begitu ngerti maknanya apa.. tapi dia termasuk rajin memasukkan uang koin kedalam tabungan yang dibagiin dari sekolahnya plus dibantu sama emaknya biar tabungannya cepet berat :)

Ya, tetep harus disyukuri juga...smoga adek tambah rajin nabungnya untuk belajar berbagi dengan sesama...Trus biar nanti semester depan dapet hadiah lagi ya, dek? :)
Amiin...


Sumber: safiamita.blogspot.com


Selasa, 26 Januari 2010

Alhamdulillah, tembus batas psikologis kedua!!!

Segala puji bagi ALlah, Tuhan penjamin rezeki seluruh makhluk. Bulan April ini tembus target psikologis kami yang kedua, setelah bulan Maret tembus batas psikologis yang pertama.

Percaya.. nggak percaya rasanya. Bahwa web jelek ini dan juga garasi sempit dan acak-acakan kami bisa menghasilkan bisnis beromset yang lumayan. (mohon maaf foto suasana kerja di kantor garasi blm bisa tampil karena kamera sdg rusak)

Dibanding teman2 pengusaha yg full TDA, mungkin omset segini masih belum ada apa-apanya. Tapi bagi kami yg amphibi, perusahaan rumahan yg berkantor di garasi , karyawan cuman 3 (ber 5 sama saya n istri), plus lagi menerapkan zero inventory, pencapaian ini sungguh membanggakan. :-D

Baru 2 tahunan kami berbisnis, dengan segala keterbatasannya, merangkak dari omset beberapa ratus ribu, sampai mentok di kisaran satu angka hampir satu tahun. Semula kami pikir angka tersebut adalah angka maturity dalam business life cycle kami, mengingat begitu sulitnya menembus angka psikologis yang pertama. Makanya kami siapkan www.GrosirBandung.net sebagai second curve kami. Eh.. tahunya tembus juga. Bahkan hampir 3x lipat dari omset bulan Januari.

Kalo ditanya apa tipsnya... ya terus terang bingung juga. Soalnya :
1. Punya web cuman jelek saja, pakai gratisan hanya domainnya yg bayar
2. Iklan juga segitu-gitu aja, cuman mampu iklan baris di media cetak
3. Promosi online masih "sekedarnya" sekedar iseng positing sana sini, itupun nggak seminggu sekali
4. Terakhir mmg kami menambah frekuensi infaq kami ke bbrp pihak yg sedang ada proyek kebaikan.. tapi bukan krn pengin omset naik, hanya karena ada yg datang ke rumah saja. mungkin ini berkah amalan infaq saja... dan juga kami menyimpan satu kotak kencleng di garasi untuk diambil scr berkala oleh PKPU.

Mungkin tips nomor 4 saja yg bisa dishare... soalnya yg lain kayaknya yang lain biasa-biasa saja. Insya Allah kami tambah pede memperbaiki proses bisnis kami, shg bisa meningkatkan omset usaha kami ke ratus juta yg berikutnya.

Insya Allah infak kepada yg memerlukan akan kami tambah... karyawan sudah siap dibagi bonus laba 3 bulanan, selain insentif omset bulanan sbgmana yg sudah didapat selama ini.

Ah.. posting ini sekedar berbagi kebahagiaan dan juga sharing tips barang kali ada yg bermanfaat. Hasbunallah wa nikmal wakiil.. nikmal mawla ma nikman nashiir..


Sumber: sepatubandung.blogspot.com


Membiasakan Siswa Menabung

BANDA ACEH – Anak dari semenjak dini harus dibiasakan untuk peka terhadap sesama. Menabung dan bersedekah adalah sikap yang harus ditanamkan pada anak usia sekolah. Sebab masa sekolah terutama Sekolah Dasar (SD) adalah masa yang paling tepat untuk menamakan nilai-nilai positif pada anak.

Hal itu disampaikan Romdlon Hidayat MSSc, selaku Kepala Cabang PKPU Aceh Kamis (12/2). Dia mengharapkan kepada orang tua agar anak usia sekolah ditumbuhkan rasa tanggung jawab pada pendidikan, caranya dengan menyisihkan sebagian rezeki sebagai bentuk solidaritas terhadap saudaranya yang kurang mampu.

“Tanggung jawab memajukan pendidikan, bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pihak sekolah saja. Orang tua dan siswa juga berperan penting dan bersinergi merealisasikan target pendidikan sebagai salah satu dari delapan agenda Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) di Indonesia,” jelas Romdhon.

Menurutnya, partisipasi yang diberikan dapat berupa perhatian, keterlibatan dan bantuan material dalam bentuk tabungan Peduli “Sedekah untuk Sahabat” ,seperti yang telah digagas dan direalisasikan oleh Lembaga Kemanusiaan Internasional PKPU bermitra dengan sejumlah Sekolah di Aceh Besar.

Ia menjelaskan, tabung peduli menghimpun dana infak dan sedekah dari siswa sekolah dan masyarakat diperuntukkan bagi pendidikan. dengan mendistribusikan celengan di sekolah, perumahan dan juga perusahaan secara kolektif maupun perseorangan dalam jangka waktu 30-90 hari.

Ia menuturkan, sebagai salah satu lembaga kemanusiaan yang telah 10 tahun eksis, PKPU menggulirkan program Tabung Peduli dilatarbelakangi oleh upaya mewujudkan Pendidikan yang Merata untuk Semua. Sebagai salah satu dari delapan agenda tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada 2015 mendatang, sehingga generasi Indonesia dapat menatap masa depan yang lebih baik.

Romdhon menerangkan, dana yang terkumpul dari hasil tabungan siswa nantinya dapat akan dimanfaatkan sesuai dengan kesepakatan PKPU dan sekolah yang bersangkutan. Juga dimanfaatkan sebagai dana kemanusiaan untuk membantu sesama.

“Subsisi silang bagi anak yatim dan anak kurang mampu baik di sekolah tersebut maupun di sekolah lainnya, dan apabila sekolah yang bersangkutan membutuhkan fasilitas fisik maupun pelatihan SDM guru, dan program lainnya. Dalam merealisasikan hal tersebut PKPU juga berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat dalam merealisasikan program tersebut," ujar Romdloh Hidayat.

Ia menjelaskan bahwa, sejak diluncurkan pada Agustus 2007, lalu hingga kini di Jakarta , dana yang telah terkumpul berjumlah lebih dari Rp 172 juta. Selain itu, program ini juga telah bekerjasama dengan 20 sekolah, 11 perusahaan dan enam yayasan dengan jumlah mitra yang terus bertambah dari waktu ke waktu

Dalam kesempatan itu, Ramdhon juga menyatakan, lebih dari 212 siswa SDN Garot Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar telah mengumpulkan dana lebih dari Rp 3, 5 Juta sejak Desember 2008 – Feruari 2009.

Ia menambahkan, 112 siswa SDN 2 Lambheu Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, telah menanbung dan menyumbangkan dana sejumlah Rp 1.873.675 pada waktu yang sama. Bahkan salah seorang siswa di sekolah ini menyumbangkan Rp 131. 350 dalam celengannya yang penuh dengan uang.

Menurut Neviana, Kepala Sekolah SDN 2 Lambheu Kecamatn Darul Imarah Aceh Besar, siswa di sekolah tersebut sangat termotivasi dan giat menabung tidak hanya pada tabung peduli yang digagas PKPU tetapi juga pihak sekolah. (slm)


Sumber: rakyataceh.com


Senin, 25 Januari 2010

Tabung Peduli (Sedekah untuk Sahabat)

Ibu dapat 'celengan' ini dari Om Budhi, temen sekantor yang aktif di PKPU. Jadi Tabung Peduli (Sedekah Untuk Sahabat) ini adalah salah satu program dari PKPU yang dimaksudkan untuk "menggugah" kepedulian anak-anak terhadap saudara-saudara kecilnya yang kurang beruntung.

Anak-anak yatim/piatu yang sejak dilahirkan (mungkin) tidak pernah tahu siapa orangtuanya, yang tidak pernah merasakan nikmatnya tinggal di rumah sendiri lengkap dengan keluarganya, yang tidak pernah bermimpi untuk bisa jalan-jalan setiap libur sekolah tiba, yang tidak tahu harus ke siapa saat ingin membeli mainan dan baju baru.

Bang Andro (dan Dik Aura) harus tahu bahwa mereka berdua sangat beruntung karena masih mempunyai orangtua yang (alhamdulillah) masih lengkap dan masih bisa berusaha untuk menyediakan segala yang mereka butuhkan saat ini.

Masih punya Ayah, tempat meminta saat mereka ingin diantar jalan-jalan, ada Ibu, tempat meminta saat ingin dibacakan dongeng dan cerita, tinggal aman dan nyaman di rumah yang hangat, ada rejeki untuk membeli makanan, mainan, baju, dan (hampir) semua yang mereka perlukan...

Perlahan-lahan, Bang Andro mulai mengerti, bahwa tidak semua temannya seberuntung dia..Bisa jalan-jalan tiap sabtu minggu ke Timezone, makan di Ampera, beli mobil-mobilan, dan sebagainya...

Betapa anak-anak yatim/piatu itu tidak pernah minta mereka dilahirkan dengan segala kekurangan mereka saat ini..betapa mereka juga (pasti) ingin seperti anak-anak lain, yang tinggal dengan keluarga di rumah sendiri, bisa berbagi segala hal dengan orangtua dan saudara, bisa minta apapun yang mereka inginkan...

Tabung Peduli ini merupakan salah satu upaya konkrit untuk menumbuhkan empati dan simpati Bang Andro kepada saudara-saudaranya yang kurang beruntung itu. Bahwa (hanya) dengan menyisihkan sedikit uang saku saja, Bang Andro sudah bisa sedikit membantu mereka yang tidak seberuntung Bang Andro.

Bahwa (hanya) dengan menabung seribu, dua ribu, tiga ribu, lima ribu.., akan terkumpul sedikit demi sedikit dana untuk mengurangi beban mereka. Dan alhamdulillah, meski masih kecil, Bang Andro sudah mulai pandai berempati. Mulai dari yang kecil ya sayang..dan itu dimulai dari sekarang....





Sumber: keluargasefriyana.blogspot.com


PKPU Adakan Bedah Sekolah di Garut

GARUT - Terinspirasi acara di stasiun televisi yaitu Bedah Rumah, dalam rangkaian realisasi donasi program Tabung Peduli (kencleng), Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat) menggelar acara Bedah Sekolah, hari Senin, 18 Mei 2009 pukul 14.00 WIB dengan peletakan batu pertama. Meski tidak banyak sekolah yang dibedah, tapi bagi sekolah yang terpilih merasa apa yang dilakukan oleh PKPU sangat bermanfaat.

Program bedah sekolah ini mendapat samputan baik dari pihak sekolah yang mendapat bantuan. Salah satu sekolah yang dibedah adalah Madrasah Ibtidaiyah At-Taufiq pimpinan Ajengan Fatihin yang berlokasi di Kampung Gorowong, Desa Maroko, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

“Sungguh kami tidak menyangka kepedulian dari PKPU dan para donatur dan dermawan untuk membantu sekolah yang memang sudah tidak layak pakai ini. Kami bersyukur kini anak-anak bisa lebih giat lagi belajar melihat sekolahnya lebih baik,” kata Ajengan Fatihin.

Menurut Ajengan Fatihin, selama hampir sepuluh tahun lebih sekolahnya hanya memakai bilik bambu. Hal ini karena sebagian dari para orang tua wali murid bekerja sebagai petani yang tidak mampu untuk dimintai sumbangan merenovasi gedung sekolah, sehingga anak-anak belajar apa adanya.

“Mereka memiliki kesadaran untuk menyekolahkan anak-anaknya saja kami beruntung, karena banyak di antara anak-anak di sini malas sekolah hanya ingin membantu para orang tuanya,” lanjut Ajengan Fatihin.

Sekolah yang didirikan sejak tahun 2000 itu, kini memiliki 150 siswa dengan 5 guru. “Sekali lagi, kami bersyukur atas kepedulian dari PKPU dan para donatur dan dermawan untuk melakukan renovasi, peletakan batu pertama sehingga anak-anak kini punya semangat baru untuk belajar dan peduli dengan sekolah,” ungkapnya.

”Semoga dengan adanya program Bedah Sekolah dari PKPU dan mitra donatur yaitu Majelis Taklim Excelcomindo (MTXL) dan 57 Sekolah yang tergabung dalam Tabung Peduli ini diharapkan kepedulian masyarakat sekitar meningkat,” kata Wildhan Dewayana, Direktur Penghimpunan PKPU disela-sela peletakan batu pertama bedah sekolah.

H.M. Suharsono, Lc, penanggungjawab program Bedah Sekolah PKPU ini dalam laporannya menjelaskan, kegiatan yang dilakukan merupakan wujud kepedulian dari PKPU bersama mitra donatur yaitu Majelis Taklim Excelcomindo (MTXL) serta 35 sekolah dan Korporat yang tergabung dalam Tabung Peduli untuk membantu program pendidikan di desa terpencil

“Kami mengerjakan perbaikan total sekolah ini memerlukan waktu selama 60 hari dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 60 juta,” lanjut H.M. Suharsono, Lc, GM Community Development PKPU.

”Harapan kami, apa yang dilakukannya ini akan bisa dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat. Semoga apa yang dilakukan oleh PKPU dan para mitra donatur dan dermawan ini dapat dijadikan contoh oleh lembaga lain atau masyarakat yang memang peduli dan prihatin dengan pendidikan,” ungkap Suharsono.


Sumber: krlmania.com


Luncurkan Tabung Peduli, Sedekah untuk Sahabat

Kerjasama TKIT Harapan Bunda-PKPU
Luncurkan Tabung Peduli, Sedekah untuk Sahabat


PURWOKERTO − Seminggu disosialisasikan, program tabung peduli, rupanya cukup diminati di kalangan Taman Kanak−kanak Islam Terpadu (TKIT). Adalah TKIT Harapan Bunda di Kota Purwokerto memutuskan untuk menjalin kerjasama dengan PKPU Purwokerto bersinergi melakukan penghimpunan dana melalui Tabung Peduli ini.

"Kami cukup senang ada program tabung peduli ini. Selain hal ini melatih anak−anak untuk giat menabung, program ini juga berfungsi untuk melatih kepekaan empati anak−anak untuk berbagi dengan temannya yang kekurangan,” ujar Ummu Azizah, Kepala TKIT Harapan Bunda.

“Bagi kami secara kelembagaan, PKPU mempersilahkan program ini dimanfaatkan sebagai program CSR TKIT ke masyarakat. Bahkan kami dipersilahkan untuk menghitung perolehan dana secara bersama dan menentukan lokasi tempat penyaluran. Sehingga dari program ini kami yakin bahwa PKPU memang merupakan lembaga zakat yang transparan dan peduli dengan masyarakat," pungkas Ummu Azizah disela−sela peluncuran tabung Peduli di Aula TKIT Harapan Bunda, Minggu (17/1/2010).

Acara yang juga dimeriahkan dengan dongeng anak ini diikuti 80 anak dan orangtua murid yang juga diundang khusus untuk menghadiri peluncuran tabung peduli tersebut. Hadir pada kesempatan tersebut perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dan Instansi UPK Dinas Pendidikan Purwokerto Timur, Bapak Sutar.

Dalam waktu dekat, PKPU Purwokerto juga akan melakukan audiensi ke Dinas Pendidikan dan Komisi D DPRD Kabupaten Banyumas serta beberapa TKIT yang tersebar di Kabupaten Banyumas. (Indra/Tri/PKPU Purwokerto)

TABUNG PEDULI: Dulu Bedah Rumah, Kini Bedah Sekolah

Terinspirasi oleh acara di stasiun televisi, yaitu Bedah Rumah, dalam rangkaian realisasi donasi program Tabung Peduli (Kencleng), Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat) menggelar acara Bedah Sekolah. Siapa peduli?

Program ini ditandai dengan peletakan batu pertama di sebuah sekolah di Kabupaten Garut, pada Senin, 18 Mei 2009, pukul 14.00 WIB. Meski belum banyak sekolah yang dibedah, tapi bagi sekolah yang terpilih merasakan program yang dilakukan oleh PKPU sangat bermanfaat.

Program bedah sekolah ini mendapat sambutan baik dari pihak sekolah yang mendapat bantuan. Salah satu sekolah yang dibedah adalah Madrasah Ibtidaiyah At-Taufiq pimpinan Ajengan Fatihin yang berlokasi di Kampung Gorowong, Desa Maroko, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Sungguh kami tidak menyangka kepedulian dari PKPU dan para donatur dan dermawan untuk membantu sekolah yang memang sudah tidak layak pakai ini. Kami bersyukur kini anak-anak bisa lebih giat lagi belajar melihat sekolahnya lebih baik," kata Ajengan Fatihin.

Menurut Ajengan Fatihin, selama hampir sepuluh tahun lebih sekolahnya hanya memakai bilik bambu. Hal ini karena sebagian dari para orang tua wali murid bekerja sebagai petani yang tidak mampu untuk dimintai sumbangan merenovasi gedung sekolah, sehingga anak-anak belajar apa adanya.

"Mereka memiliki kesadaran untuk menyekolahkan anak-anaknya saja kami beruntung, karena banyak di antara anak-anak di sini malas sekolah hanya ingin membantu para orang tuanya," lanjut Ajengan Fatihin.

Sekolah yang didirikan sejak tahun 2000 itu, kini memiliki 150 siswa dengan lima guru. "Sekali lagi, kami bersyukur atas kepedulian dari PKPU dan para donatur dan dermawan untuk melakukan renovasi, peletakan batu pertama sehingga anak-anak kini punya semangat baru untuk belajar dan peduli dengan sekolah," ungkapnya.

"Semoga dengan adanya program Bedah Sekolah dari PKPU dan mitra donatur yaitu Majelis Taklim Excelcomindo (MTXL) dan 57 Sekolah yang tergabung dalam Tabung Peduli ini diharapkan kepedulian masyarakat sekitar meningkat," kata Wildhan Dewayana, Direktur Penghimpunan PKPU di sela-sela peletakan batu pertama bedah sekolah.

H.M. Suharsono, Lc, penanggung jawab program Bedah Sekolah PKPU ini dalam laporannya menjelaskan, kegiatan yang dilakukan merupakan wujud kepedulian dari PKPU bersama mitra donatur yaitu Majelis Taklim Excelcomindo (MTXL) serta 57 sekolah dan Korporat yang tergabung dalam Tabung Peduli untuk membantu program pendidikan di desa terpencil.

"Kami mengerjakan perbaikan total sekolah ini memerlukan waktu selama 60 hari dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 60 juta," lanjut H.M. Suharsono, Lc, GM Community Development PKPU.

"Harapan kami, apa yang dilakukannya ini akan bisa dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat. Semoga apa yang dilakukan oleh PKPU dan para mitra donatur dan dermawan ini dapat dijadikan contoh oleh lembaga lain atau masyarakat yang memang peduli dan prihatin dengan pendidikan," ungkap Suharsono.


Sumber: INILAH.COM, Citizen Journalism


PKPU Gagas Pembentukan Tabungan di Sekolah

MedanBisnis - Banda Aceh, Lembaga kemanusiaan internasional, Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) bersama sejumlah sekolah di Kabupaten Aceh Besar menggagas pembentukan tabungan “sedekah untuk sahabat” dalam upaya menumbuhkan kepedulian anak mengasihi sesamanya.

Kepala Cabang PKPU Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Romdlon Hidayat, di Banda Aceh, Kamis (12/2), mengatakan, kegiatan itu menghimpun dana infak dan sedekah dari siswa sekolah dan masyarakat yang diperuntukkan bagi pendidikan.

Hal itu dilakukan dengan mendistribusikan celengan di sekolah, perumahan dan juga perusahaan secara kolektif maupun perseorangan dalam jangka waktu 30 – 90 hari.
Sebagai salah satu lembaga kemanusiaan yang telah 10 tahun eksis, PKPU menggulirkan program tabung kepedulian itu dilatarbelakangi oleh upaya mewujudkan pendidikan yang merata untuk semua, sebagai salah satu dari delapan agenda tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada 2015.

Dana yang terkumpul dari hasil tabungan siswa tersebut nantinya dapat dimanfaatkan sesuai dengan kesepakatan PKPU dan sekolah yang bersangkutan. Juga dapat dimanfaatkan sebagai dana kemanusiaan untuk membantu sesama, subsidi silang bagi anak yatim dan anak kurang mampu, baik di sekolah tersebut maupun di sekolah lainnya.
“Dalam hal ini PKPU juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat dalam merealisasikan program tersebut,” katanya.

Sejak diluncurkan pada Agustus 2007 hingga kini di Jakarta, dana yang telah terkumpul berjumlah lebih dari Rp172 juta. Program itu dilakukan bekerja sama dengan 20 sekolah, 11 perusahaan dan enam yayasan. Romdlon menyatakan, sebenarnya antusiasme anak-anak cukup tinggi untuk menabung, hal ini terbukti atas terkumpulnya dana sebesar Rp5,4 juta dari siswa SDN Garot dan SDN Lambheu di Aceh Besar.

Sebanyak lebih dari 212 siswa SDN Garot telah mengumpulkan dana lebih dari Rp3,5 juta sejak Desember 2008 sampai Februari 2009. “Dilihat dari jumlah dana yang terkumpul, sebagai langkah awal ini adalah sebuah keberhasilan bagi PKPU dan pihak sekolah untuk menumbuhkan kepedulian dan semangat menabung bagi siswa di sekolah tersebut,” katanya.

Bahkan di antara siswa ada yang menabung uang sejumlah Rp97 ribu dalam celengannya. Sementara sebanyak 112 siswa SDN 2 Lambheu juga telah menabung dan menyumbangkan dana sejumlah Rp1.873.675 pada waktu yang sama. Bahkan salah seorang siswa di sekolah ini menyumbangkan Rp131.350 dalam celengannya.

Menurut Neviana, Kepala SDN 2 Lambheu, siswa di sekolah tersebut sangat termotivasi dan giat menabung, tidak hanya pada tabung peduli yang digagas PKPU, tetapi juga pada tabungan yang dilakukan pihak sekolah.

Dari pantauan, terbukti, saat tabungan dihitung oleh pihak PKPU dan sekolah tersebut, siswa berlomba-lomba membawa celengan masing-masing dan ingin mengetahui jumlah uang yang telah ditabungnya.

“Mereka juga ingin melanjutkan kembali menabung di hari berikutnya setelah proses penghitungan tahap pertama. Bahkan sebagai bentuk dukungan, salah seorang wali siswa juga turut menabung uangnya pada celengannya si anak.

Setelah keseluruhan tabungan dihitung dan diserahterimakan dari pihak sekolah kepada PKPU, kedua belah pihak akan membicarakan program yang tepat sasaran dan dibutuhkan, baik oleh pihak sekolah maupun sekolah lainnya, serta sebagai dana kemanusiaan atas kesepakatan kedua belah pihak,” kata Romdlon. (riandi armi)


Sumber: Medan Bisnis Online, 13 Februari 2009


TABUNG PEDULI: Dari Aran Untuk PKPU

Setelah lebaran tahun 2008, di kantorku sedang ada beres-beres pada salah satu unit, sehingga perlu mindahin beberapa barang. Diantaranya ditemukan adanya kaleng-kaleng celengen dengan logo PKPU yang menandakan bahwa celengan ini milik PKPU.

Tampilan luar celengan itu terdapat foto kecil beberapa orang anak kecil dan ada juga sebuah foto yang agak besar menampilkan seorang anak lelaki yang kira-kira berumur 10 tahun dengan balutan perban di salah satu siku tangannya.

Mungkin dengan foto itu, PKPU ingin menunjukkan bahwa untuk hal-hal yang ditampilkan di fotolah uang akan disalurkan. Sedianya celengan-celengan itu akan dibagikan kepada jamaah musholla, namun entah mengapa masih menumpuk dalam jumlah yang besar.
Saat itu aku teringat akan anakku Aran atau lengkapnya Mahdi Imaran Azfar. Salah satu sifat yang ingin kami tanamkan kepadanya adalah sikap DERMAWAN.

Sebuah sikap yang banyak kupelajari dari almarhum ayahku. Seringkali pada saat weekend di rumah, kami didatangi pengemis yang meminta-minta. Awalnya, aku sering menaruh curiga sehingga aku lebih banyak gak memberikan peminta itu barang sepeserpun. Tapi aku coba melihat sisi lain dari pemberian kepada orang lain, bahwa keuntungan berganda akan kudapatkan apabila aku mau memberikan peminta ataupun pengamen dengan melibatkan anakku yang saat itu berusia belum 2 tahun.

Keuntungan yang kuharapkan adalah melekatnya kedermawanan anakku, dapat pahala (Insya Allah), dapat membersihkan penghasilanku yang ”mungkin” masih ada yang kotor atau sekedar disucikan.

Jadi, sebagai langkah awal aku memberikan santunan kepada peminta ataupun pengamen dengan diikuti ataupun dihadapan anakku. Seberapa jelek dan lusuhnya pun peminta atau pengamen yang ada hadapan kami, selalu diusahakan agar anakku melihatnya langsung dari dekat. Beberapa waktu kemudian, anakku merasa tidak puas hanya dengan melihat, dia ingin langsung memberikan kepada peminta atau pengamen.

Sehingga, seringkali kami jadi memberikan santunan 2 kali yaitu pemberinya aku atau istriku dan yang kedua adalah anakku yang merengek ingin memberikan melalui tangannya. Kan gak mungkin aku minta lagi trus untuk diberikan kembali kepada mereka. Bisa dipelototin aku..hahaha….

Kembali ke celengan, saat itu akhirnya aku membawa beberapa celengan ke lantai tempatku bekerja dan membaginya kepada beberapa teman. Salah satunya kubawa ke rumah buat Aran. Saat itu Aran sudah berumur lebih dari 2,5 tahun dan sudah mengerti arti MEMBERI, melalui peminta dan pengamen.

Setibanya di rumah, aku dan istriku sepakat untuk mengajarinya menabung koin ke celengan ini untuk kemudian hasilnya disumbangkan ke PKPU. Kami berharap celengan ini hanya diisi koin, karena uang kertas sudah untuk celengannya Aran. Ohya, sejak berumur hampir 1 tahun, kami sudah menyediakan celengan plastik bentuk ayam buat Aran.

Saat aku punya uang lima ribu, maka akan kulipat rapi dan dimasukkan ke celengan Aran. Uangnya tidak dimasukkan seluruhnya tapi diletakkan menggantung di lubang celengan, sehingga menjadi tugas Aran untuk mendorongnya ke dalam. Lama kelamaan, Aran pingin melipat sendiri uang lima ribunya untuk dimasukkan. Lumayan juga, saat lebaran 2007 terkumpul sekitar 300 ribuan, dan tidak Cuma berisi uang lima ribuan hehehe….

Celengan PKPU kami tunjukkan kepada Aran sekaligus mengajarkannya untuk memasukkan hanya koin. Kami juga beritahu bahwa nanti uangnya untuk membayar perawatan ”abang yang sakit”. ”Abang yang sakit” ini adalah gambaran yang kami berikan atas foto anak lelaki yang dibalut siku tangannya. Awalnya aku yang memberikan koin untuk dimasukkan ke dalam celengan PKPU.

Celengan pribadi Aran masih berlanjut lho. Lama kelamaan mungkin dia capek nungguin koin pemberianku yang seringkali aku lupa memberikannya. Jadi Aran langsung ambil saja dari meja tempat aku menaruh uang-uangku sepulang kerja. Awalnya aku gak sadar kalau Aran mengambil uang tanpa persetujuanku, sadarnya setelah hilang beberapa uang lembar 10 ribu hingga 50 ribu.

Hal ini diakui Aran yang belum genap 3 tahun saat itu, setelah coba mengintip ke dalam celengan. Sebagai orang tua, kami harus mengajarkan bahwa tindakan itu tidak baik walaupun untuk diberikan sebagai santunan. Sampai sekarang Aran selalu meminta terlebih dahulu apabila kami belum memberikan uang yang diinginkannya untuk dimasukkan ke dalam celengan PKPU.

Dalam 6 bulan, celengan PKPU sudah penuh dan tidak hanya berisi koin. Yah sudahlah, itu rezeki ”abang yang sakit”. Minggu lalu, anakku protes karena celengan PKPU sudah tidak bisa diisi lagi ataupun kalau bisa agak susah masukkin koinnya.

Kemarin pagi, akhirnya aku bawa celengan PKPU ke kantor untuk ditukarkan dengan yang baru. Namun celengan yang dicari sudah tidak kelihatan lagi. Kutelpon PKPU di 021-87780015 untuk minta dikirimkan 5 celengan yang baru jadi bisa kubagikan kepada teman yang butuh sekaligus memberikan celengan lama hasil dari Aran.

Telponku langsung ditanggapi dengan mengirimkan salah satu perwakilannya ke kantor. Pagi di telpon, ba’da dzuhur kami sudah ketemu dan aku bisa menukarkan celengan lama dengan yang baru.

Perwakilan PKPU, Ade namanya, juga menjelaskan bahwa sumbangan yang berasal dari celengan sudah banyak jumlahnya sekaligus juga menyampaikan program yang baru dilaksanakan di bulan Mei. Tak lupa mas Ade menyampaikan 5 bundel Newsletter PKPU karena jumlah celengan yang kuminta juga 5.

Menenteng plastik berisi 5 celengan baru ke meja kerja, saat kubuka aku langsung bingung lagi. Karena nantinya aku harus mencari alasan baru buat apa uang di celengan PKPU ini. Hal ini disebabkan gambar celengannya berubah walaupun bentuknya sama. Gambar yang besar merupakan foto sorang anak perempuan berkacamata dengan memakai baju sekolah. Ini akan menjadi hal yang baru buat Aran karena bukan buat "abang yang sakit" lagi.

Apabila ada diantara anda yang berminat untuk ikut menyalurkan santunan baik berupa infak maupun zakat, dapat langsung menghubungi PKPU di http://www.pkpu.or.id ataupun langsung telpon ke 021-87780015.

Dijamin, perwakilan PKPU yang ramah akan membantu anda menyalurkan infak maupun zakat. INGAT SELALU, DI DALAM HARTA KITA ADA MILIK ORANG LAIN YANG MEMBUTUHKAN.


Sumber: http://namaku-murtaza.co.cc/?p=551


Lomba Menggambar ‘Celengan’ Diikuti 150 Anak

BANTUL - Memeriahkan HUT ke-9 Dharma Wanita Persatuan, Minggu (23/11) digelar lomba menggambar dengan media ‘celengan’ di pendapa Parasamya Kabupaten Bantul.

Lomba diikuti sekitar 150 siswa SD dengan mengambil tema ‘Gemar Menabung’. Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Bantul, Hj Farida Gendut Sudarto mengatakan, lomba ini bertujuan menggiatkan anak untuk gemar menabung.

“Menabung secara tradisional di dalam ‘celengan’ yang terbuat dari gerabah, akan memupuk semangat mereka untuk meneruskan tradisi menabung. Ke depan, karena sudah terbiasa menabung, maka anak-anak akan beralih menyimpan uangnya di bank yang aman dan menguntungkan,” katanya.

Sedangkan dari sisi lain, diambilnya media gerabah merupakan bentuk apresiasi positif terhadap para perajin gerabah agar lebih produktif dalam berkarya. Dengan begitu akan meningkat permintaan ‘celengan’ dan akan meningkatkan pula para perajin.

Salah seorang peserta dari SD Gunturan, Vina mengatakan dirinya sangat senang dengan adanya lomba lukis ini. Apa lagi media yang digunakan adalah ‘celengan’ yang jarang menjadi media menggambar. Putri, siswi salah satu SD di Imogiri mengatakan, dirinya sudah sering mengikuti lomba lukis.

Sementara itu, dari hasil perlombaan kelompok A (kelas satu hingga kelas tiga SD), juara pertama diraih Adinda Putri Surya, juara II Salsabila Putri, juara III Laily Novisa. Untuk kelompok B, juara I dimenangkan Norma Arif, juara II Sholeh Ibadul dan juara III diperoleh Galih Diah. (Can)-n


Sumber: Kedaulatan Rakyat (KR), 25 Nopember 2008


Gerakan Cinta Sedekah dengan Tabung Peduli

PKPU terus menggenjot program ‘gerakan cinta sedekah’ dengan meluncurkan program Tabung Peduli. Kegiatan tersebut selama ini telah bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang ada di Jabodetabek, serang, dan lainnya

Bagi yang berminat untuk gabung, dapat mengambil tabung peduli ini secara gratis dengan mengisi formulir. Bila tabung telah siap untuk diserahkan ke PKPU maka disediakan layanan jemput.

Gerakan cinta sedekah ini merupakan program PKPU yang hasilnya akan difokuskan dalam penanganan pendidikan khususnya pemberian beasiswa.

Selama ini PKPU cukup intens memberikan program beasiswa ini sebagai bentuk solusi bagi masyarakat yang kurang mampu untuk bisa mengakses pendidikan.

SEDEKAH UNTUK SAHABAT. Ternyata Uang Sakuku dapat memberikan masa depan mereka, senyum mereka, asa mereka, raih cita mereka. Mari bantu mereka dengan menyisihkan uang jajan anda atau anak anda. Hubungi ADE LUKMANUL HAKIM (085881122964) atau Telpon PKPU di 021-87780015 ext. 110 (Ade Lukmanul Hakim)


Berinfak lewat tabung peduli

Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi SallAllahu 'alayhi wasallam, bersabda : "Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, dimana yang satu berdoa : 'Wahai Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya', dan malaikat yang lain berdoa 'Wahai Allah, binasakanlah harta orang yang kikir'". (HR. Bukhori, Muslim)

Mungkin ada yang sudah pernah membaca hadis di atas. Tapi mungkin ketika akan menjalankan, ada kendala antara lain, bagaimana caranya supaya setiap pagi bisa berinfaq? Kan nggak setiap pagi ketemu dengan orang yang bisa diberi infaq?

Ada beberapa solusi sebenarnya untuk ini.

Pertama, buat celengan/kencleng infaq. PKPU pernah membuat celengan seperti ini. Atau bisa juga celengan apa saja yang memang direncanakan untuk infaq. Kita bisa letakkan di rumah, di kantor, dan usahakan berada di lokasi yang kita pasti lewati di pagi hari, pada waktu membawa dompet tentunya. Mungkin di dekat garasi, di dekat meja makan, di ruang tamu, atau bisa juga di mobil.

Ada baiknya celengan tersebut bisa dibuka tutup, jadi jika pada suatu waktu ada yang membutuhkan, dana infaq tersebut dapat langsung dialokasikan. Tapi jangan diambil buat bayar pesanan mi dogdog ya.. hehe..

Solusi kedua, jika belum ada celengan atau celengan dirasa terlalu menyolok, bisa dialokasikan di amplop tertentu. Amplopnya disimpan saja di tas, lemari, atau laci, setiap pagi kita infaq-kan dana ke sana.

Solusi ketiga, kalau amplop juga dirasa sulit untuk menyiapkannya, bisa langsung di dompet kita sendiri, uang infaq tersebut diletakkan terpisah di dompet, dari uang yang kita gunakan sehari-hari.

Kalau memang di dompetnya ada sekat-sekat terpisah, bisa dialokasikan ruang untuk uang infaq. Kalau tidak ada sekat-sekat, bisa ditandai berbeda. Misalnya khusus uang infaq dilipat dan diletakkan di sisi kanan, paling belakang, hehe.. Jangan sampai tertukar yaa.. :-)

Kemudian, bagaimana penyaluran infaq tersebut? Pertama, kalau ada yang membutuhkan, bisa langsung disampaikan. Atau kalau ada kotak infaq di masjid. Atau bisa juga disampaikan via transfer ke rekening-rekening baitul mal, atau yayasan antara lain PKPU dan Aksi Cepat Tanggap.

Dengan adanya transfer via ATM, internet banking, sms banking, proses transfer bisa dilakukan dengan mudah, kapan saja.

O ya, ada satu cara lagi, sekarang sudah ada infaq melalui SMS. Beberapa operator sempat membuat program SMS seperti ini. Mungkin saya cari dulu infonya, nanti kalau ada saya tambahkan di sini yaa.. :-)

Jadi, insya Allah ada banyak jalan untuk bisa merutinkan infaq pagi. Selamat mencoba dan semoga Allah memberikan ganti yang berlipat ganda :-)


Sumber: meumiranti.multiply.com


Berguru Infak Pada Anak

Sekitar Dua tahun yang lalu, saat anak saya yang pertama (Ziyan, saat itu usianya 7 Tahun) dihimbau oleh guru-gurunya di sekolah untuk mengeluarkan infak untuk membantu saudara-saudara kita kaum muslimin di Palestina yang sedang mengalami penindasan dari bangsa penjajah Israel, ia meminta kepada istri saya agar setiap hari dikasih uang Rp 10.000,- untuk berinfak.

Padahal uang jajan yang biasa dikasihkan oleh istri saya kepada Ziyan hanyalah Rp 3.500,- per hari. Saya yang mendengar permintaan itu sebenarnya sempat kaget juga, karena ternyata anak saya mau berinfak yang lebih besar dari uang jajannya.

Tapi karena saya pikir bahwa perbuatan anak saya tersebut adalah bentuk kebaikan, maka saya menyetujuinya. Dan ternyata Infak sebesar Rp 10.000,- tiap hari ini dilakukannya hampir selama satu bulan penuh. Saya pikir luar biasa perilaku anak saya tersebut.

Sekitar dua minggu yang lalu, masjid Sekolah Alam (Masjid tempat sekolah anak saya yang paling kecil (Annisa, 5 tahun) terbakar karena konsleting listrik. Seluruh atapnya yang terbuat dari daun rumbia habis terbakar.

Saat Nisa datang ke sekolahnya dia mlihat langsung kondisi masjid yang terbakar tersebut. Setelah itu gurunya memberikan penjelasan. Entah apa yang dijelaskan oleh gurunya. Yang jelas sepulang dari sekolah, Nisa bilang sama istri saya : "Umi, nisa mau nyumbang untuk masjid Sekolah Alam." mendengar pernyataan Nisa, istri saya menjawab : "Ya, itu bagus sekali..."

Beberapa hari kemudian, nisa minta ke istri saya untuk dibukakan celengannya. Setelah dibuka celengannya, semua uang yang ada di celengan itu dihitung. Ternyata jumlah tabungan Nisa seluruhnya adalah Rp 65.000,- Uang sejumlah itu merupakan tabungan Nisa selama hampir dua tahun.

Perlu diketahui, uang jajan Nisa sehari adalah Rp 1.000,-. Dari uang Rp 65.000,- tersebut, ternyata Nisa minta Rp 55.000,- disumbangkan untuk Masjid Sekolah alam, sementara yang Rp 1.000,- disisakan sebagai tabungannya di dalam celengan.

Oleh Nisa, semua perilakunya tersebut diceritakan kepada kakak-kakaknya. Mendengar cerita dari Nisa, Spontan Ziyan (9 tahun) berkata : "saya akan menyumbang Rp 50.000,- untuk masjid Sekolah Alam dari tabungan saya". Sementara Raihani (7 Tahun) berkata : "saya akan menyumbang Rp 100.000,- dari tabungan saya."

Mendengar dialog dan menyaksikan perilaku anak-anak saya, saya terkesiap dan merasa takjub. Sungguh luar biasa kesadaran berinfak anak-anak saya. Entah Ajaran seperti apa yang telah ditanamkan oleh guru-gurunya kepada anak-anak saya.

Kenapa saya berpikir demikian, Karena rasanya saya dan istri saya mengajari infak kepada anak-anak saya biasa-biasa saja. Kejadian ini juga menjadi pelajaran buat saya.

Ya Allah, Jadikan anak-anak saya, menjadi manusia yang gemar berinfak fi sabilillaah...Amiin


Sumber: amilzakat.blogspot.com


ARIGATO GOZAIMASITA SHACHOU !!!!

Alhamdulilahi Rabbil alamin, Arigatou Shachou,, hanya itu yang bisa kami ucapka kepada seluruh elemen masayarakat di MIYAKI(tempat kami mengadu nasib selama kenshu dijepang).

Terutama kepada Ito sachou dan semua buchou-buchou karena dengan merekalah alhamdulillah pengumpulan dana untuk korban gempa jogja terkumpul sudah..Dari awalnya kami mengajukan usul untuk pembuatan “Celengan untyk JOGJA” gak akan dihiraukan, tapi Allah SWT Maha Besar, Maha lembut.

Hanya berelang 1 Bulan celengan itu sudah beredar didalam perusahaan. Sebelumnya kami tidak percaya bahwa celengan akan diadakan, karena dari awal pembicaraan dengan Buchou, orang perusahaan kebingungan akan menyalurkannya melalui apa. Lagi-lagi kami menawarkan diri siap menyalurkan.

Waktu itu pemikiran kami, ada PKPU jepang yang akan bersedia menyalurkan, tapi pihak perusahaan tidak begitu saja mempercayainya. Sejak itu kami pasrahkan kepada Allah SWT.

Alhamdulillah pihak perusahaan punya jalan sendiri untuk menyalurkan, kami juga tidak bentuk penyalurannya gimana, tetaspi kami percaya insya Allah bantuannya akan sampai ke tangan korban. Amin

Alhamdulillah celengan didapatkan 41 393 yen. Dari perusahan menyumbangkan 100.000 yen. Jadi total 141.393 yen. Sungguh sebuah jumlah yang tidak kami bayangkan sebelumnya.

Jumlah ini masih tanda tanya besar bagi kami. Apa karena kami diketahui sebagai gaji yang paling sedikit. Diantara orang-orang perusahaan, sehingga mereka kasihan. Itu hanya perkiraan kami saja. Tapi kenyataan telah membuktikan kalo mereka telah ikhlash memberikan sebagian gaji nya untuk mengurangi beban korban gempa.

Harapan kami kepada pemerintah Indonesia jangan sia-siakan pengorbanan meraka dengan mengkorupsinya, "jangan sampai". 3 tahun kami bekerja di perusahaan ini belumlah sebanding dengan apa yang telah mereka berikan untuk korban gempa. Mereka telah ikhlash berikan semuanya untuk kesejahteraan Indonesia.

Ya Alloh balas lah kebaikan mereka, berikanlah yang terbaik buat mereka semuanya. Mudah-mudahan pengorbana yang mereka berikan akan membuka hati mereka sehingga pintu hati mereka bisa terbua menerima hidayah Mu. Amin ya Rabbal Alamin

Melalui tulisan ini kembali kami mengajak kepada semua untuk memanfaatkan lading amal yang ada. Jangan sampai lading-ladang ini kita biarkan menganga tanpa disi. Jangan tunggu lama-lama, kalo bukan sekarang kapan lagi, kalo bukan antum siapa lagi.

Kalau ada semboyan ayo sekolah, sekarang kita galakkan juga ayo beramal/berinfak Mudeah-mudahan dengan amal kita memberatkan amal timbangan di yaumul mizan nanti. Amin ya Rabbal alamin.

Dikolom jepetan kamera kami sisipkan poto pemberitahuan tentang pengumpulan dana nya, maaf kami juga tidak bisa membacanya. Dan kalo potonya gak begitu jelas kami mohon maaf karena pengambilan gambarnya diambil memakai keitai


Shachou = Kepala Perusahaan
Buchou = Manager
Keitai = Handphone
Arigatou Gozaimasita = Terima Kasih banyak


Sumber: ichifar.multiply.com


Nandola: Memperbanyak Sedekah

Perda larangan memberi uang pada pengemis di jalan jangan dijadikan alasan untuk susah bersedekah. Hare geneee..udah banyak banget lembaga-lembaga yang menyalurkan ZIS (Zakat, Infaq, Sodaqoh) anda, salah satunya ZIS Indosat (he..he.. jadi promosi).

Tapi bener deh, aku tuh bersyukur banget kerja disini karena disini tuh ngga pernah sepi dari yang namanya kegiatan rohani. ZIS-nya juga kenceng. Udah 3 bulan ini di setiap lantai dibagi celengan rumah-rumahan untuk yang mau nyalurin ZIS ato sumbangannya.

Ngga berasa kan kalo sehari masukin Rp 500 ato Rp 1000 ato Rp 5000 ato kalo lagi banyak duit ada yang sering ngsih Rp 10 sampe Rp 50 rb. Karna kadang kita tuh bukan males sedekahnya tapi males nyari penyalurannya.

Iya kan... Niatnya sih udah kenceng nih, tapi orang yang mau dikasih ngga ketemu-temu. Celengan ini sangat memudahkan kita untuk tetep terus inget bersedekah.

Dan alhamdulillah, ZIS kantorku bekerja sama dengan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU untuk menyalurkannya ke tempat-tempat yang memang berhak.


Sumber: nandola.multiply.com


Nasib Uang Receh dan Harapan Si Miskin

Meski harus memilih membiarkannya tergeletak di sembarang tempat. Uang receh selalu bernasib kurang beruntung. Ia selalu dibiarkan berada disetiap sudut ruang bahkan sepanjang jalan protokol dibiarkan terlindas kendaraan penguna jalan.

Lucunya di sejumlah swalayan, uang receh menjadi alternatif uang kembalian. Jika tidak ada uang receh, kasir memberikan kepada costumer dengan sejumlah permen. Itupun terkadang sudah tak layak untuk di konsumsi. Ironis memang, tapi itulah uang receh.

Tapi lain hal dengan masyarakat kecil yang biasa berjuang hidup dipinggiran kota. Uang receh ternyata sangat bermanfaat. Terlebih ketika ia menjajakan diri (pengemis) di sepanjang jalan Ibu kota. Dan bagi ’si pak ogah’ atau jasa parkir, uang receh selalu ditunggu di setiap sudut gang.

Sekilas ketika bicara uang receh, seperti mengungkapkan makna kosong tanpa isi. Padahal jika kita menyisihkan waktu sejenak untuk mendengar atau merenung. Kenapa manusia menciptakan uang tersebut? . Tanpa uang receh, uang senilai miliaran rupiah mungkin tak akan pernah ada di permukaan.

Paradigma berfikir tentang uang receh sudah seharusnya dirubah. Uang receh kini bukan lagi menjadi aikon uang sisa yang tercecer tapi uang yang sangat bermanfaat. Dengan meletakkan atau memasukan uang receh dalam tempat khusus (celengan) pastinya banyak manfaatnya. Pekerjaan ini memang pekerjaan kecil. Tapi sulit untuk memulainya.

Kita termasuk enggan belajar dari metologi si miskin. Mereka lebih percaya, memasukan uang receh pada celengan berbentuk bambu atau terbuat tanah liat. Sedikit demi sedikit akan bermanfaat nantinya. Memang kita termasuk orang yang tidak bisa menabung di celengan, juga malas (gengsi) menggunakan uang receh.

Ramadhan sebentar lagi, mungkin di sini kita dapat memulai. Dengan memasukan uang receh kedalam celengan pastinya akan bermanfaat. Kita tak usah ragu lagi, uang receh yang terkumpul nantinya akan dimanfaatkan oleh teman−teman kita yang membutuhkan.

Sejenak kita tinggalkan kesenangan dunia. Beri harapan kemenangan fitri bagi Si miskin. Walau hanya sisa uang belanja atau ongkos, di bulan penuh berkah ini, Allah SWT akan melipatgandakan pahala kita. Amin (Irwansyah Maulana/PKPU)


Tabung Peduli Siswa, Wujud Kepedulian Anak


Rini Pudyastuti, SH, MSi, Kepala Sekolah Al Marjan Islamic School, Jati Asih, Bekasi, merasa bersyukur apa yang dilakukan PKPU di bulan Ramadhan. Dengan tabung peduli, berbentuk tabungan bergambar lucu.

45 buah tabung peduli telah diberikan kepada siswa−siswi di ruang kelas. Serah terima ini dilaksanakan pada Jumat (6/10/2006) diawali dengan tayangan film dokumenter tentang Tsunami, NAD serta program−program kongkret PKPU.

Selanjutnya, secara simbolis tabung peduli diberikan kepada dua orang putra dan putri Al Marjan Islamic School. Manajer Korporat PKPU Lukman Hakim berharap program tabung peduli ini menjadikan setiap siswa rajin berzakat, infaq dan shadaqah.

Sebelum liburan panjang, tabung peduli akan diserahkan kembali ke PKPU dan kita dapat menilai seberapa besar mereka peduli. "Apalagi bulan Ramadhan ini bulan penuh keberkahan untuk kita selalu beramal soleh," ucapnya, disela sambutannya.

Usai acara, siswa−siswi Al Marjan Islamic School dengan antusias mengucapkan banyak terima kasih pada PKPU. Terlebih kepala sekolah, Rini Pudyastuti, SH, Msi beserta staf.

"Nanti saya akan sampaikan juga kepada orang tua mereka. Semoga celengan ini tidak hanya dijadikan siswa belajar bersedekah tapi selalu mempunyai rasa kepekaaan yang tinggi pada sosial. Dan untuk orang tua murid akan selalu diingatkan penting bersedekah," ucap ibu yang selalu berkaca mata ini. (PKPU)


Ketika Tangan Ringan Memberi


Semoga uang ini cukup yaa
maaf aku cuman bisa ngasih
segini saja, tolong diterima
Untuk sahabatku…


Inilah penggalan surat yang ditemukan di dalam celengan milik Zhafira Alkhansa Nabila, murid kelas IV Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Furqon, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Sejak sebulan terakhir, gadis cilik kelahiran Jakarta, 21 Juli 1998 ini, gemar menyisihkan uang jajannya untuk bersedekah. Setiap hari, Fira, begitu ia biasa disapa, memasukkan minimal Rp.500 ke dalam kaleng silinder itu.

Surat yang ditulis tangan itu, ditujukan khusus bagi sahabat kecilnya. Siapa dan dimana sahabat itu, Fira sendiri tidak mengetahuinya. Meski begitu, ia tetap bersemangat menyedekahkan rupiah demi rupiah ke dalam celengan itu. ”Mungkin buat adik yang putus sekolah atau yang tidak mampu,” tutur anak yang hafal dua juz Al-Quran itu.

Sebelas ribu rupiah telah ia kumpulkan. Namun jumlah itu sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Jumlahnya memang tak seberapa, tetapi nilai pengorbanan dan pembentukan jiwa sosial dari bersedekah, jauh lebih berharga.

Saat ditemui di sekolahnya, penyuka pelajaran komputer ini tengah membantu gurunya, Ibu Muhibah (26). Tangan mungilnya terlihat cekatan menghimpun kertas ulangan berdasarkan abjad murid kelas itu. ”Soalnya hari Sabtu mau bagi rapor,” ujar Fira yang hafal nama-nama menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Anak kedua dari empat bersaudara ini mengaku, mendapat uang saku Rp.3.000 sehari. Setengahnya ia sedekahkan untuk pengemis di depan sekolah, untuk celengan PKPU dan untuk pemulung cilik yang ia temui sepulang sekolah. ”Sisanya, untuk jajan pas istirahat dan pulang sekolah,” tandas anak penyuka pizza dan nasi goreng ini.

Kepedulian putri pasangan Ahmad Alwi dan Defnie Darmawan ini tak datang dengan simsalabim. Sejak kecil, Fira sudah dibiasakan bersedekah. Bahkan setiap tahun, ayah-ibunya memperlombakan celengan yang dibuka pada akhir bulan Ramadhan.

Yang terbanyak akan mendapatkan hadiah sementara uang yang terkumpul disedekahkan saat lebaran. ”Tahun lalu aku paling banyak ngumpulin-nya dan dapat hadiah crayon. Trus uangnya diberikan ke anak yatim,” ujar Fira yang hobi berenang dan sepakbola ini.

Pendidikan untuk saling berbagi pada sesama inilah yang diterapkan orangtuanya. Ia masih ingat bagaimana ibu mengajarkan padanya untuk tetap bersyukur. Suatu ketika, Fira tengah bepergian bersama kedua orangtuanya.

Saat di lampu merah, seorang pengamen cilik yang menggendong adiknya melintasi mobil yang ditumpangi Fira dan keluarganya. ”Fira, kamu harus bersyukur dengan apa yang kamu punya walaupun sedikit,” suaranya terisak menirukan nasihat ibunya.

Kejadian itu benar-benar membekas di hatinya. Matanya basah saat menceritakan pengalaman berharga itu. Butiran bening mengalir perlahan dari sudut mata bulatnya. ”Aku mau, kok…,” suaranya terhenti menahan tangis. ”Kalau ada celengan dari PKPU lagi, aku mau. Tapi waktunya lebih lama biar uangnya bisa lebih banyak,” pintanya sambil menyeka air mata dengan jilbab kecilnya.

Ia merasa senang dengan adanya celengan PKPU. Ia ingin, suatu saat nanti bisa bertemu dengan sahabat kecil yang mendapatkan bantuannya. Ketika ditanya tentang pesan bagi sahabatnya, ia tersenyum. ”Jangan sombong kalo sudah jadi orang kaya,” ujar Fira yang bercita-cita jadi arsitek ini polos.

Fira, hanyalah satu dari ratusan anak di SDIT Al-Furqon yang bersedekah melalaui program Tabung Peduli, Sedekah untuk Sahabat. Program yang melatih jiwa sosial ini mendapat sambutan hangat para guru dan murid sekolah itu. Dari program ini, diharapkan akan lahir ’Fira-Fira’ berikutnya, bocah yang suka bersedekah. Semoga saja. (Lufti Avianto/PKPU)


Tabung Peduli, Sedekah untuk Sahabat


Pendidikan adalah salah satu dari delapan agenda Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada 2015 mendatang. ini pula yang melatarbelakangi PKPU menggulirkan program Tabung Peduli bagi terwujudnya ‘Pendidikan yang Merata untuk Semua’. Sehingga generasi Indonesia dapat menatap masa depan yang lebih baik.

Tabung Peduli menghimpun dana infak dan sedekah masyarakat dan diperuntukkan bagi pendidikan. Ini dilakukan dengan mendistribusikan celengan di sekolah, perumahan dan juga perusahaan secara kolektif maupun perseorangan dalam jangka waktu 30−45 hari.

Sejak diluncurkan pada Agustus 2007 lalu hingga kini, dana yang telah terkumpul berjumlah lebih dari Rp.200 juta. Selain itu, program ini juga telah bekerjasama lebih dari 30 sekolah, 11 perusahaan dan enam yayasan dengan jumlah mitra yang terus bertambah dari waktu ke waktu.

Beberapa mitra itu antara lain TKIT Az−Zahra, SDIT Nurul Fikri, SDIT Al−Hikmah, SDI Pondok Duta, SDIT Al−Khoirot, SDIT Buah Hati, SDIT At−Taufiq, SDIT As−Salamah dan SDIT Al−Furqon. Beberapa lainnya seperti Yayasan Husnul Khotimah, Yayasan Pemuda Kreatif, Yayasan BUMI Indonesia, Rohis Karyawan Sogo Kelapa Gading dan masih banyak lagi.

Dengan kata lain, program ini telah melibatkan lebih dari 16 ribu donatur dengan segala lapisan usia, mulai dari murid Taman Kanak−kanak (TK) hingga pegawai kantoran.

Menurut penanggung jawab program Tabung Peduli, Agung Aryanto, biasanya PKPU memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada para murid. "Ini dimaksudkan agar kesadaran untuk bersedekah bisa tumbuh bagi anak−anak," ujarnya beberapa waktu lalu.

Namun dalam pelaksanaannya, agung mengakui, sosialisasi bisa saja dilakukan oleh pihak sekolah. "Jadi lebih fleksibel," pungkasnya. (PKPU)


Sumber: INDO.POS, Senin, 30 Juni 2008


My Blog List

 

Tags

Artikel

Followers

Tabung Peduli PKPU Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template